Catatan FH: Akar yang Kokoh adalah Warisan, Merawatnya adalah Kearifan ‎

PALI – TEROPONGSUMSEL.COM
‎Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), yang dikenal dengan julukan Bumi Serpat Serasan, terdiri dari lima kecamatan, enam kelurahan, dan 65 desa. Kelima kecamatan tersebut adalah Talang Ubi, Tanah Abang, Penukal Utara, Penukal, dan Abab.

‎Sejak resmi menjadi daerah otonomi baru, Kabupaten PALI menunjukkan geliat pembangunan yang cukup pesat. Capaian ini tentu bukan hasil kerja satu pihak saja, melainkan buah dari kerja sama banyak pihak, termasuk kepemimpinan kepala daerah pada periode sebelumnya.

‎Ketika masa jabatan kepala daerah berganti, pemimpin baru umumnya datang dengan semangat dan visi segar. Ia berdiri khidmat, menyadari sekaligus menghargai warisan kebijakan yang telah dirancang pendahulunya.

‎Memang, setiap kepala daerah yang baru punya dua pilihan: membongkar semuanya dan memulai dari nol, atau menghormati fondasi yang telah diletakkan, lalu membangunnya lebih tinggi.

‎Seorang pemimpin daerah yang arif dan bijaksana selalu memilih yang kedua, yang relevan dengan lama: “Pohon besar tumbuh bukan karena menebang yang lama, tapi karena akar yang sudah kuat tetap dirawat sampai besar, hingga menjadi rindang.”

‎Inti kepemimpinan bukan sekadar adu ego pribadi atau sekadar meninggalkan legacy. Kepemimpinan sejati membentuk karakter yang kokoh, memperkuat kebijakan pro-rakyat yang telah terbukti berjalan baik, serta menyelaraskan visi baru tanpa meruntuhkan visi yang lama.

‎Bagi masyarakat Kabupaten PALI, asas kesinambungan ini menjadi tanda kedewasaan politik. Tidak ada kekacauan anggaran, tidak ada tumpang tindih kebijakan, dan yang paling penting kepercayaan rakyat tetap terjaga.

‎Yakinlah, setiap pemimpin—baik yang lama maupun yang baru—akan tercatat sebagai bagian dari sejarah kemajuan. Masyarakat Kabupaten PALI akan memahami bahwa pembangunan yang kondusif lahir dari penghormatan terhadap kerja pendahulu, disertai keberanian untuk melanjutkan dan menyempurnakan.

‎Oleh karena itu, gaya kepemimpinan menjadi modal dasar bagaimana seorang kepala daerah selalu ingin menunaikan ekspektasi masyarakat untuk merealisasikan program-programnya. Ia selalu ingin membuat gebrakan yang fundamental, tanpa banyak kegiatan seremonial. (**)

Related posts

Leave a Comment