MUBA – TEROPONGSUMSEL.COM
Viral adanya dugaan Pungutan Liar (pungli) yang dibalut dengan sumbangan ke orang tua siswa/wali murid di SMAN 1 Lalan, Kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan, Aktivis Pegiat Anti Korupsi Sumsel angkat bicara, Selasa (08/07/2025).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Coorporation Anti Coruption Agency (CACA) Sumsel Selaku Aktivis Pegiat Anti Korupsi, Reza Pahlevi mengaku miris jika di dunia pendidikan sekarang ini masih ada melakukan pungutan berkedok sumbangan yang di tentukan besaran jumlah nya.
“Yang harus sama-sama kita ketahui apa perbedaan dari pungutan dan sumbangan sekolah, ketika salah mengartikan maka akan salah dalam pelaksanaannya,” ucapnya.
“Seperti apa yang terjadi di SMAN 1 Lalan melakukan pungutan yang berkedok sumbangan sebesar Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) per siswa untuk jumlah siswa kelas XI dan kelas XII berjumlah kurang lebih 230 orang.
“Maka dari itu kami meminta kepada kepala Dinas terkait cepat mengambil sikap dan bertidak tegas dalam persoalan ini,” tegasnya.
Padahal sudah cukup jelas Permendikbud nomor 75 tahun 2016, tidak boleh menentukan besaran sumbangan pada siswa hanya bersifat sukarela dan wajib membebaskan bagi yang tidak mampu, sedangkan dipasal 12 Permendikbud nomor 75 tahun 2016 dengan jelas dikatakan bahwa komite maupun pihak sekolah tidak boleh meminta sumbangan dalam bentuk apapun kepada orang tua siswa/wali murid
“Kalau memang komite sekolah serta pihak sekolah menggalang sumbangan ini berdasarkan Permendikbud tentu harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam aturan tersebut. Akan tetapi nyatanya di Sekolah Permendikbud tersebut tidak di pakai dengan tepat,” bebernya.
“Apabila persoalan ini tidak ada tanggapan serius dari pemerintah, dinas terkait dan APH maka kami akan mengambil langkah kongkrit, melakukan aksi demonstrasi di depan kantor dinas pendidikan Sumsel dan kantor gubernur sumsel, akan membawa permasalahan ini sampai ke ranah hukum,” tutupnya.
(Tim)
