Yayasan Mamba’ul Hikam PALI Ancam Stop Penerima Manfaat MBG, Jika Tidak Ada Perbaikan ‎

PALI – TEROPONGSUMSEL.COM
‎Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kembali menjadi sorotan usai insiden di Pondok Pesantren Mambaul Hikam  Kampus 2 KM 10, Selasa (23/9/2025). Makanan yang dikirim dari dapun MBG Talang Ubi ke yayasan tersebut terpaksa ditolak karena berbau busuk dan berlendir.

‎“Kami menerima laporan dari guru TK/SD bahwa anak-anak tidak mau makan. Saat ditanya alasannya, mereka menjawab makanannya busuk. Setelah dicek, benar saja sudah basi sampai membuat anak-anak hampir muntah,” tegas perwakilan Yayasan Mambaul Hikmah (24/9).

‎Pihak Yayasan langsung mengambil langkah tegas dengan menolak dan mengembalikan makanan ke pihak pengelola sebelum disantap para santri dan santriwati.

‎Keputusan cepat ini diambil pihak yayasan untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan serta menyelamatkan puluhan anak dari potensi keracunan massal.

‎Pihak Yayasan Mambaul Hikam langsung berkoordinasi dengan pengelola MBG dan Pengawas. Namun, pihak yayasan menyayangkan sikap pengelola MBG dan bagian gizi yang dinilai tidak serius menanggapi laporan.

‎Atas jawaban datar pihak MBG dan pengawas tersebut pihaknya merasa bahwa pihak pengelola MBG dan Pengawas terkesan meremehkan dan tidak menghormati penerima manfaat program MBG.

‎Yayasan Mambaul Hikmah mendesak agar pemerintah daerah segera memperbaiki sistem distribusi dan pengawasan.

‎“Jika hal ini tidak ada perbaikan lebih lanjut, mungkin kita akan stop penerimaan manfaat program MBG, bisa jadi sekolah sekolah lain juga akan seperti itu,” tegasnya.

‎Polemik MBG yang sedang terjadi di beberapa daerah di Sumsel hingga Nasional juga mendapat reaksi keras dari Ketua DPW PGK sekaligus Wakil Ketua DPRD PALI, Firdaus Hasbullah, SH., MH., ia meminta pemerintah untuk menghentikan sementara dan mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

‎”Keselamatan anak-anak harus diutamakan, kasus keracunan massal akibat MBG di berbagai daerah bukan sekadar kesalahan teknis, melainkan sistemik, ditambah lagi dengan makanannya kadang sudah bauk tak sedap,” tegasnya.

‎Menurutnya,  hal ini berkaitan dengan tata kelola di Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pelaksana program.

‎”Hentikan program MBG sekarang juga. Ini bukan kesalahan teknis, tapi kesalahan sistem di BGN, karena kejadiannya menyebar di berbagai daerah,” pungkas Firdaus. (Red)

Related posts

Leave a Comment