BANYUASIN – TEROPONGSUMSEL.COM
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Banyuasin melalui Korwil Dikbud Selat Penuguan menggelar kegiatan Verifikasi dan Penjangkauan (klarifikasi dan konfirmasi) Anak Tidak Sekolah (ATS) di Aula SDN 5 Selat Penuguan, Desa Kelapa Dua, Kecamatan Selat Penuguan, Kamis (20/02/2025).
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Camat Selat Penuguan yang diwakili Kasi PPD Ahmad Muntazor, perwakilan Dinas PMD Banyuasin, Dinas Pendidikan Banyuasin, Korwil Dikbud Selat Penuguan Son Haji, S.Pd., M.Pd., kepala desa, kepala sekolah, komite sekolah, serta tokoh masyarakat.
Tiga Kategori Anak Tidak Sekolah (ATS)
Dalam kegiatan ini, M. Awaludin, S.E. dari Dinas Dikbud Banyuasin menjelaskan bahwa ATS terbagi dalam tiga kategori sebagai berikut:
1. Usia sekolah tapi tidak sekolah – Biasanya anak difabel atau berkebutuhan khusus.
2. Anak putus sekolah – Pernah sekolah di lembaga formal atau nonformal tetapi berhenti.
3. Anak lulus tidak lanjut – Lulus SD/MI tapi tidak melanjutkan ke SMP/MTs, atau lulus SMP/MTs tapi tidak melanjutkan ke SMA/MA/SMK.
Korwil Dikbud Selat Penuguan, Son Haji, S.Pd., M.Pd., menekankan bahwa faktor ekonomi, sosial, dan kesehatan menjadi penyebab utama anak-anak berhenti sekolah.
360 Anak Tidak Sekolah di Selat Penuguan
Camat Selat Penuguan melalui Kasi PPD Ahmad Muntazor, S.Sos. mengungkapkan bahwa per tahun 2025, terdapat sekitar 18.000 anak putus sekolah di Kabupaten Banyuasin, dengan 360 ATS berasal dari Kecamatan Selat Penuguan.
Sebagai upaya pengentasan ATS, diperlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk OPD terkait, pemerintah desa, masyarakat, serta keluarga ATS. Pemerintah Kecamatan Selat Penuguan bersama Korwil Dikbud berkomitmen untuk menghilangkan ATS di wilayahnya.
“Kami sepakat, ke depan tidak akan ada lagi anak tidak sekolah di Kecamatan Selat Penuguan,” tegas Ahmad Muntazor.
Liputan: D.Candra
Editor: AD/Aloy
Diyono